Glitter Words

Kamis, 09 Desember 2010

BI: Dunia Tidak Bisa Hindari Dampak Krisis

Bank Indonesia (BI) mengungkapkan krisis ekonomi tak bisa dihindari. Karenanya, kebijakan yang tepat untuk dilakukan adalah meminimalisir dampak dari krisis tersebut.

Demikian diungkapkan Gubernur BI Darmin Nasution seperti dibacakan oleh Deputi Gubernur BI Muliaman D Hadad dalam acara SEACAN-Bank Indonesia High Level Seminar for Deputy Governors: 'Optimal Central Banking for Financial Stability' di Intercontinenatal Bali Resort, Jimbaran, Bali, Kamis (9/12/2010).

"Menyebarnya gelombang krisis tidak bisa di seluruh dunia. Bahkan kami (Indonesia) yang terletak jauh dari mereka, tidak dapat menghindari dampaknya," katanya.

Dalam pertemuan bank sentral se-Asia Tenggara tersebut, Muliaman mangatakan dibutuhkan kerangka pengawasan makroprudensial (kebijakan makro) yang semakin mantap. "Tapi ada yang bolong dari sistem yang saling berhubungan yang harus diisi dengan kebijakan yang mantap," imbuhnya.

Menurutnya, lebih banyak penekanan pada sisi makroprudensial daripada sistem dan peraturan. "Apa yang terjadi di negara berkembang, Amerika Serikat (AS) dan wilayah Eropa, telah menunjukkan bukti bahwa makroprudensial adalah sesuatu yang penting," ungkap dia.

Dia pun menyadari adanya dampak dari krisis subprime mortgage beberapa waktu lalu. Adapun regional Asia Tenggara ini terseret dalam krisis tersebut. "Beberapa negara di wilayah ini harus melalui penurunan ekonomi yang signifikan. Tapi wilayah ini merespons krisis global dengan kekuatan," tegas dia.

Reformasi keuangan yang bergulir sekarang ini, lanjutnya memainkan peranan yang penting dalam perkembangan ekonomi. Untuk itu, dia menuturkan pentingnya forum bank sentral ini untuk mendiskusikan secara mendalam inisiatif-inisiatif kebijakan yang telah didiskusikan di G20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar