Glitter Words

Selasa, 16 November 2010

Sri Mulyani Beberkan Praktik Korupsi di Indonesia

Sri Mulyani Beberkan Praktik Korupsi di Indonesia

--------------------------------------------------------------------------------
REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK--Dari posisi barunya yang prestisius sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, Sri Mulyani Indrawati kembali melancarkan tusukan berikutnya kepada musuh-musuh lamanya, tanpa menyebutkan nama musuh-musuhnya itu, demikian The Jakarta Globe dalam edisi 11 November 2011.

"Korupsi jalin menjalin dengan politik, dan ada serangan kasar terhadap mereka yang memerangi korupsi," kata Sri pada Konferensi Internasional Antikorupsi ke-14 di Bangkok, Rabu pekan lalu.

Komentar Sri Mulyani ini, demikian Jakarta Globe dalam lamannya, bersinggungan dengan komentar serupa darinya bulan Mei lalu, ketika dia menuduh kekuatan tertentu tengah membajak reformasi ekonomi di Indonesia.

Komenter ini, menurut harian Indonesia berbahasa Inggris tersebut, diyakini tertuju langsung kepada juragan bisnis dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang dianggap menentang banyak kebijakan reformis yang dipromosikan Sri Mulyani.

Setelah meninggalkan posnya sebagai menteri keuangan menyusul rekomendasi Pansus DPR bahwa keputuannya mengalirkan dana talangan (bailout) ke Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun sebagai ilegal, Sri Mulyani tampil seolah menikmati ruang lebih lapang di Bank Dunia dengan tanpa ragu menunjuk (korupsi di) Indonesia. "Kadang-kadang korupsi datang dalam bentuk obat-obatan palsu, sehingga orang tidak bisa sembuh atau meninggal," kata Sri.

"Kadang korupsi menyembul dari bangunan yang ambruk akibat bencana alam, karena kualitas pengawas yang mengutip bayaran dari kontraktor pembangunan untuk pemalsuan (dokumen) pemeriksaan. Korupsi bisa membunuh.”

Sri mengungkapkan sejumlah keberhasilan Bank Dunia di bawah kepemimpinannya, di antaranya mencabut izin usaha Macmillan selama enam tahun karena perusahaan ini menyogok untuk mendapatkan kontrak Bank Dunia di Afrika. Meskipun mengaku memiliki cukup alasan untuk meragukan komitmen pemerintah Indonesia dalam memerangi korupsi, Sri tetap optimistis bahwa kemajuan telah dicapai Indonesia sejak 15 tahun lalu manakala kampanye antikorupsi semakin gencar.

Korupsi, kata Sri Mulyani, tidak bisa lagi diabaikan oleh para politisi Indonesia. "Dan KPK, komisi antikorupsi kami, telah mencapai kemajuan yang besar, di tengah kesulitan-kesulitan yang dihadapinya,” sambung Sri.

Sejumlah pihak berspekulasi, dengan terus berkomentar soal korupsi dan politik di Indonesia, Sri berencana turun ke gelanggang politik pada Pilpres 2014.

Mengenai hal ini, dia menjawab, "Saat ini saya hanya berkonsentrasi pada tugas saya di Bank Dunia."

"Tentu saja, Bank Dunia memiliki banyak proyek di Indonesia, seperti halnya di negeri-negeri lainnya, dan itu dapat membantu Indonesia mencapai tujuan-tujuan pembangunan nasionalnya," demikian Sri Mulyani seperti dikutip The Jakarta Globe.

Kamis, 11 November 2010

indonesia sudah masuk world class

SEOUL - Kehadiranan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Seoul, Korea Selatan, memiliki arti penting bagi transformasi Indonesia. Tidak hanya mencapai kekuatan regional, tetapi juga kekuatan dunia atau world power.

Presiden meyakini, Indonesia mempunyai kekuatan menuju menjadi negara yang pengaruhnya mendunia.

Hal tersebut disampaikannya dalam perbincangan dengan jurnalis termasuk, okezone di Pesawat Garuda Indonesia, tipe Airbus A330-300, yang membawa rombongan dari Jakarta menuju Seoul, Kamis (11/11/2010).

"Satu hal yang barangkali kurang disadari, dan harus muncul dari Presiden Barack Obama kemarin, pada jamuan makan malam, kita bergerak tidak lagi menuju regional power tapi bergerak menuju world power. Ini bukan basa-basi, bukan lips service, tetapi reality sejak Indonesia menjadi permanent member G-20 tahun 2008 kita sebenarnya sudah masuk world class," kata Presiden dengan optimismistis.

Transformasi tersebut, kata Presiden bisa jadi tidak disadari oleh banyak pihak, termasuk misalnya, peningkatan gross national product Indonesia dalam kurun lima hingga enam tahun belakangan dan kini sudah masuk urutan 20 terbesar di dunia mencapai USD700 miliar.

Pada masa ini, Presiden menekankan pentingnya perubahan mental bangsa Indonesia untuk merasa setara dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Oleh karena itu, Presiden mengaku tidak senang jika Indonesia kedatangan tamu dari luar negeri sekelas kepala negara, ada yang mempertanyakan berapa besar kontribusi tamu yang bersangkutan terhadap Indonesia.

"Mari kita ubah mentalitas seperti itu. Kita punya harga diri, kita punya kehormatan yang besar, kalau bisa kita kelola dengan baik, 5-10 atau 15 tahun dari sekarang, kita benar-benar menjadi world power," ujarnya.

Dengan mengubah total mentalitas, cara pandang dan visi bangsa secara keseluruhan, Presiden yakin Indonesia akan sejajar dengan kelompok negara yang saat ini sedang bertumbuh menjadi kekuatan dunia selanjutnya yakni, Brasil, Rusia, India dan China.

"Kalau kita tidak bermental meminta, maka kita bisa mengatakan, apa yang bisa kita lakukan, apa yang bisa kita perbuat, untuk tumbuh kembang kita," katanya.

"Untuk memiliki kehormatan kita, ini penting sekali, karena mentalitas, cara pandang dan mindset sebuah bangsa, menentukan segalanya. Kalau kita senang dengan: mudah-mudahan dikasih, mudah-mudahan dibantu, kita tidak akan ke mana-mana dan kita tidak akan di mana-mana," ujarnya lagi.(rhs)